salju

Sabtu, 18 Mei 2013

Karya Tulis Banjir


MENINGKATNYA BANJIR AKIBAT AKTIVITAS MANUSIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Banjir hingga saat ini menjadi masalah serius di berbagai daerah di Indonesia, yang disebabkan oleh perubahan lingkungan oleh aktivitas manusia yang mempengaruhi berbagai aspek lingkungan hidup. Sebelum lingkungan hidup menjadi rusak, banjir di Indonesia jumlahnya sedikit, karena masih seimbangnya ekosistem yang ada dilingkungan.
      Perubahan lingkungan yang terjadi pada lingkungan hidup manusia terjadi karena adanya gangguan terhadap keseimbang alam karena sebagian dari komponen lingkungan menjadi berkurang fungsinya. Perubahan ini mengakibatkan bertambahnya bencana banjir yang ada di Indonesia setiap tahunnya. Perubahan yang terjadi misalnya, penebangan hutan secara liar yang mengurangi fungsi hutan sebagai penahan air, akibatnya daya dukung hutan menjadi berkurang. Pembangunan pemukiman dengan cara betonisasi mengakibatkan air sulit meresap ke tanah, selain itu tumbuhan disekitarnya menjadi kekurangan air. Pada tahun 2011 telah terjadi 129 kasus banjir. Pada awal tahun 2012 jumlah banjir bertambah sebanyak 91 kasus. Hal ini membuktikan bahwa terjadi pertambahan kasus bencana banjir setiap tahunnya, yang disebabkan akibat semakin rusaknya lingkungan hidup. Apabila bencana banjir setiap tahunnya meningkat maka tidak menutup kemungkinan daratan akan tergenang air pada musim penghujan.
Seharusnya dalam menangani masalah ini, dibutuhkan kesadaran akan semua pihak apalagi masyarakat. Supaya aktivitas negatif ini tidak terus dilakukan seperti perlu diadakan kampanye untuk mencintai lingkungan, membuat resapan air di daerah pemukiman, pelestarian hutan atau rehabilitasi hutan dengan berbagai macam tanaman yang mampu menyimpan air dan masih banyak lagi. Badan-badan tertentu juga harus bertanggung jawabdalam pelestarian lingkungan. Oleh karena itu karya tulis ini akan membahas masalah meningkatnya bencana banjir beserta solusinya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1  Apa yang dimaksud dengan banjir?
1.2.2  Apa yang dimaksud dengan lingkungan?
1.2.3  Adakah pengaruh rusaknya keseimbangan lingkungan terhadap banjir?
1.2.4  Mengapa terjadi peningkatan bencana banjir setiap tahunnya?
1.2.5  Apa dampak terjadinya banjir?
1.2.6  Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk menangani bencana banjir?

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1  Mendeskripsikan tentang banjir
1.3.2  Mendeskripsikan tentang lingkungan hidup
1.3.3  Mendeskripsikan pengaruh rusaknya keseimbangan lingkungan terhadap banjir
1.3.4  Mendeskripsikan peningkatan bencana banjir setiap tahunnya
1.3.5  Mendeskripsikan tentang dampak terjadinya banjir
1.3.6  Mendeskripsikan upaya yang dapat dilakukan untuk menangani bencana banjir

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Penulis : Karya tulis ini bermanfaat untuk melatih kreatifitas dalam menuangkan gagasan pemikiran (ide-ide) tentang suatu kajian atau topik dari ilmu-ilmu atau pengetahuan yang sudah dapat. Serta melatih untuk terbiasa menulis atau mengolah sesuatu yang menjadi objek tulisan ilmiah.
1.4.2 Bagi Pembaca  : Dengan karya tulis ini masyarakat dapat mengetahui tentang penyebab banjir dan cara penanggulangannya. Diharapkan masyarakat juga dapat ikut berpartisipasi dalam penanganan bencana banjir.
1.4.3Bagi Pemerintah: Diharapkan pemerintah lebih tanggap dalam penanggulangan bencana yang setiap tahunnya meningkat. Dengan membuat peraturan yang lebih tegas, memperbaiki insfrakstuktur di daerah aliran sungai, mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam menjaga lingkungan, melakukan reboisasi dan lain sebagainya.


























BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Banjir
            Sebuah banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Uni Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman sementara oleh aliran air pada daratan yang biasanya tidak terendam air. Dalam kamus besar bahasa Indonesia banjir diartikan berair banyak dan deras pada musim hujan dan kadang-kadang meluap karena hujan yang turun terus menerus sehingga air sungai itu mengalir deras ke daratan.
            Banjir diakibatkan oleh volume air disuatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya. Inilah yang sering terjadi pada akhir-akhir ini di Indonesia. Terutama pada beberapa tahun terakhir ini, banjir di Indonesia jumlahnya mengalami peningkatan setiap tahunnya. Banyak masyarakat yang kehilangan harta benda mereka, bahkan nyawa mereka karena banjir. Banjir yang sering terjadi di Indonesia yaitu:
            2.1.1 Banjir Karena Meluapnya Air Sungai
      Banjir ini biasanya terjadi akibat dari sungai tidak mampu menampung aliran air yang ada karena debit airnya sudah melebihi kapasitas. Jika sudah seperti itu air akan mencari tempat lain. Tempat itu ada di kanan kiri sungai yang biasanya merupakan daerah daratan banjir, meningkatnya volume air ini juga terjadi akibat kiriman, bila curah hujan tinggi di hulu sungai maka luapan airnya akan terjadi di hilir sungai.
2.1.2 Banjir Lokal
         Banjir ini terjadi karena air yang berlebihan ditempat itu dan meluap juga ditempat itu. Pada saat curah hujan tinggi dilokasi setempat dimana kondisi tanah dilokasi itu sulit menyerap air karena kondisi tanah itu padat, bisa juga karena lembab dan daerah resapan airnya tinggal sedikit.
2.1.3 Banjir Akibat Pasang Surut Air Laut
         Saat air laut pasang ketinggian permukaan air laut akan meningkat, otomatis aliran air dibagian muara sungai akan lebih lambat dibandingkan bila saat laut surut. Selain melambat, air sungai yang sudah melebihi kapasitasnya akan menyebar ke segalah arah dan terjadilah banjir.
2.2 Definisi Lingkungan Hidup
            Lingkungan hidup sering disebut sebagai lingkungan adalah istilah yang dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di bumi atau bagian dari bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan. Lawan dari lingkungan hidup adalah lingkungan buatan yang mencakup wilayah dan komponen-komponennya yang banyak dipengaruhi oleh manusia.
            Menurut Undang-Undang No 23 tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang tempat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan Nusantara dalam melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksinya.
           Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh  dan saling mempengaruhi dalam bentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup. Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
2.2.1 Unsur Hayati
             Unsur hayati (biotik) yaitu unsure lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup. Sepertibmanusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan lain sebagainya.

2.2.2 Unsur Sosial Budaya
             Unsur sosial budaya yaitu sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem  nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
2.2.3 Unsur Fisik
            Unsur Fisik (abiotik) yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup seperti tanah, air,udara, iklim dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar perannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan dibumi.
2.3 Pengaruh Rusaknya Keseimbangan Lingkungan Terhadap Banjir
            Keseimbangan lingkungan terjadi jika dalam kondisi alami limgkungan dengan segala keragaman interaksi yang ada mampu untuk menyeimbangkan keadaannya. Dengan kata lain lingkungan dikatakan seimbang bila antara komponen biotik dan abiotiknya berada dalam komposisi yang proporsional dan stabil. Keseimbangan lingkungan secara alami dapat berlangsung karena beberapa hal, yaitu komponen-komponen  yang ada keterlibatan dalam aksi-reaksi dan berperan sesuai kondisi keseimbangan, pemindahan energi (arus energi) dan siklus biogeokimia dapat berlangsung. Keseimbangan lingkungan yang tidak statis, artinya dapat terjadi penurunan dan kenaikan populasi tiap jenis tumbuhan dan hewan serta berbagai komponen abiotik.
2.3.1 Keseimbangan lingkungan yang Terganggu
        Lingkungan yang seimbang dapat terganggu. Untuk mengatasi gangguan tersebut lingkungan yang seimbang mempunyai daya lenting. Daya lenting lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk pulih kembali pada keadaan seimbang jika mengalami perubahan atau gangguan. Keseimbangan lingkungan dapat terganggu bila terjadi pengurangan fungsi dari komponen atau hilangnya sebagian komponen yang dapat menyebabkan putusnya mata rantai dalam ekosistem. Keadaan yang sangat mempengaruhi keseimbangan lingkungan adalah aktivitas manusia. Dengan akal dan pikirannya, manusia dengan mudah mengubah suatu lingkungan. Hasilnya adalah terjadi kerusakan dan ketidakseimbangan ekosistem suatu lingkungan. Lingkungan dapat terganggu karena beberapa faktor yaitu:
  2.3.1.1 Perubahan Keseimbangan Lingkungan Akibat Faktor Manusia
         Dalam menjalankan kehidupannya, manusia membutuhkan 3 hal pokok yaitu sandang, pangan, papan. Manusia dengan ilmu yang dimilikinya, mengembangkan teknologi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Akan tetapi, banyak manusia yang mengolah alam dengan teknologi yang dibuat secara tidak terkendali, tanpa memikirkan dampak terhadap keseimbangan lingkungan dan apa yang terjadi dengan masa depan. Berikut ini adalah beberapa aktivitas manusia yang dapat mengubah keseimbangan lingkungan.
               2.3.1.1.1 Penebangan dan Pembakaran Hutan
         Hutan merupakan paru-paru bumi. Kerusakan yang terjadi di hutan Indonesia merupakan suatu kejadian yang sangat tidak menyenangkan bagi warga Negara Indonesia karena fungsi hutan yaitu sebagai tempat resapan serta cadangan air tanah bagi kehidupan makhluk hidup di bumi. Selain itu, hutan merupakan sumber daya alam yang tidak ternilai karena didalamnya terkandung keanekaragaman hayati sebagai sumber plasma nutfah, sumber hasil hutan kayu dan non-kayu, pencegah banjir dan erosi serta kesuburan tanah, perlingdungan alam hayati untuk kepentingan ilmu pengtahuan, kebudayaan, dan sebagainya. Karena itu pemanfaatan hutan dan perlindungannya diatur dalam UUD 1945, UU No. 5 tahun 1990, UU No. 23 tahun 1997, UU No.41 tahun 1999, PP No. 28 tahun 1985 dan beberapa keputusan menteri kehutanan serta beberapa keputusan Dirjen PHPA dan Dirjen Pengusahaan Hutan. Namun gangguan terhadap sumber daya hutan terus berlangsung bahkan intensitasnya semakin meningkat.
         Kerusakan hutan meliputi kebakaran hutan yang cukup besar seperti yang terjadi pada tahun 1997/1998 yang menimbulkan dampak yang cukup luas disamping kerugian kayu, non-kayu, dan hewan. Kebakaran itu juga menimbulkan kabut juga mencemari lingkungan dan meningkatkan gas rumah kaca. Kebakaran hutan dilakukan untuk membuka lahan dan dijadikan tempat tinggal. Kerusakan hutan lainnya adalah penebangan pohon untuk industri secara berlebihan. Akibatnya daerah resapan air berkurang, dan suplai oksigen berkurang.
2.3.1.1.2 Kegiatan Pembangunan
          Pembangunan jalan yang melewati hutan dapat merusak lingkungan. Pohon-pohon yang menjadi tempat tinggal dan sumber makanan hewan ditebang sehingga hewan tersebut terancam keberadaannya. Pembangunan rumah diperbukitan maupun didaerah aliran air sungai sangat mengganggu keseimbangan lingkungan. Pembangunan pemukiman pada daerah-daerah tersebut akan memicu adanya banjir, karena air tidak dapat diserap oleh tanah dengan baik. Selain itu pembangunan jalan kampung dan desa dengan cara betonisasi mengakibatkan air sulit meresap kedalam tanah. Sebagai akibatnya, bila hujan lebat memudahkan terjadinya banjir. Selain itu, tumbuhan disekitarnya menjadi kekurangan air sehinnga tumbuhan tidak efektif melakukan fotosintesis.
2.3.1.1.3 Pengeboran dan Penambangan
          Pengeboran minyak dan penambangan mineral secara terbuka pun akan menimbulkan kerusakan lingkungan. Pengeboran minyak dan pertambangan terbuka dapat mengurangi sumber daya alam dan mencemari daerah sekitarnya. Misalnya lumpur lapindo yang terjadi di Sidoarjo, Jawa Timur. Akibat kelalaian pihak PT. Lapindo ketika melakukan pengeboran gas yang berlebih-lebihan mengakibatkan semburan lumpur menggenangi kawasan pemukiman, pertanian, dan perindustrian ditiga kecamatan disekitarnya. Sehinnga mengakibatkan keseimbangan lingkungan menjadi rusak.
2.3.1.1.4 Pembuangan Limbah dan Sampah
         Sebagian besar aktivitas yang dilakukan manusia menghasilkan sampah atau limbah. Sampah atau limbah merupakan salah satu penyebab tidak seimbangnya lingkungan hidup, yang umumnya terdiri dari komposisi sisa makanan, daun-daun, plastik, kain bekas, karet,dan lain-lain. Bila dibuang dengan cara ditumpuk maka akan menimbulkan bau dan gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Bila dibakar menimbulkan pengotoran udara. Masyarakat yang tinggal di daerah pinggiran sungai sering membuang sampah di sungai yang mengakibatkan pendangkalan yang cepat. Jadi pada kenyataannya, sampah telah mencemari tanah, badan air dan udara. Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni sampah organik dan sampah anorganik. Sampah dihasilkan dari beberapa sumber utama antara lain:
2.3.1.1.4.1 Rumah tangga : sampah domestik yang dihasilkan berupa sisa makanan, bahan dan peralatan yang sudah tidak terpakai lagi, bahan pembungkus, plastik dan sebagainya.
2.3.1.1.4.2 Tempat perdagangan seperti pasar, supermarket, toko, warung. Samapah yang dihasilkan berupa bahan dagang yang rusak, buah, sayur, dan sebagainya.
2.3.1.1.4.3 Industri : Sampah industri yang dihasilkan tergantung dari macam dan jumlah bahan. Industri sering kali membuang limbah di sungai, sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan.
2.3.1.2. Perubahan Keseimbangan Lingkungan Akibat Faktor Alam
          Perubahan lingkungan secara alami disebabkan oleh bencana alam. Berikut ini beberapa contoh bencana alam yang mengakibatkan perubahan keseimbangan lingkungan antara lain:

2.3.1.2.1 Tanah Longsor
Tanah longsor adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan tanah seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Tanah longsor diakibatkan oleh penebangan hutan yang tidak memperhatikan aturan sehingga daya resap air ke dalam tanah berkurang,sehingga menyebabkan tanah mudah longsor.
2.3.1.2.2 Kebakaran Hutan di Musim Kemarau
Kebakaran hutan di musim kemarau mengakibatkan kerusakan dan matinya organisme di hutan tersebut. Sehingga apabila hujan turun tidak ada daya resapa air dan terjadilah banjir.
2.3.1.2.3 Letusan Gunung Berapi
Letusan gunung merapi mengakibatkan kawasan disekitarnya rusak. Dan keseimbangan lingkungan menjadi terganggu.
2.3.2 Keseimbangan Lingkungan yang Belum Terganggu
Dalam suatu ekosistem yang masih alami dan belum terganggu akan didapati adanya keseimbangan antara komponen-komponen penyusun ekosistem tersebut. Berikut ini beberapa contoh lingkungan yang belum terganggu:
2.3.2.1 Udara di Daerah Pedesaan
          Di daerah pedesaan udara masih cukup bersih dan sejuk, ,berbeda dengan daerah perkotaan. Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi lingkungan. Di kota-kota besar banyak kendaraan yang lalu lalang dan mengeluarkan polusi disamping itu jumlah tumbuhan yang dapat menetralisir kurang, karena lahan yang tersisa untuk tempat hidup pepohonan sangat sempit dan terbatas. Hal ini jauh berbeda dengan di daerah pedesaan yang masih cukup banyak pohon yang hidup. Hal tersebut membuat udara dipedesaan tetap sejuk dan bersih, sehingga penduduk dan satwa-satwa yang menempati area tersebut tidak terancam kehidupannya akibat gangguan udara. Di daerah pedesaan juga masih jarang didirikan pabrik-pabrik industri,sehingga tidak ada pencemaran sungai dan perairan.
2.3.2.2 Sungai yang Ada di Pegunungan
          Di daerah aliran sungai pegunungan tidak terdapat pencemaran seperti yang terjadi di kota-kota besar, karena di daerah bantaran sungai sangat jarang ditemui pemukiman warga. Sehingga air sungai masih jernih karena tidak tercampur dengan limbah.
2.4 Peningkatan Bencana Banjir
            Di Indonesia, khususnya di kota-kota besar tempat-tempat resapan air telah berubah fungsi menjadi banguna bertingkat. Daerah Aliran Sungai (DAS) kini tidak berfungsi dengan baik karena tertimbun oleh sampah yang dibuang masyarakat ke aliran sungai. Kurangnya daerah hijau dan daerah aliran sungai yang kini tidak dapat berfungsi secara baik yang sedikit menjadi penyebab terjadinya peningkatan bencana banjir setiap tahunnya.
            2.4.1 Distibusi Data-Data Banjir di Indonesia
Pada kuartal awal tahun 2012 ini telah terjadi sekitar 91 kasus Banjir di Indonesia, yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sementara, jika dihitung dari pertengahan tahun 2011, telah terjadi sekitar 129 kasus banjir di Indonesia. Sebagian kasus juga diikuti oleh peristiwa longsor.
Dari grafik diatas juga bias dilihat, sejak tahun 1815-2012 sudah terjadi lebih dari 4000 kasus banjir di Indonesia . Data diatas merupakan data yang dicatat oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), belum termasuk kasus yang tidak tercatat oleh BNPB di masa lalu disebabkan kurangnya jaringan informasi di masa lalu. Kemudian, dari data lebih lanjut yang kami dapat distribusi kasus Banjir dan Longsor di Indonesia dari tahun 1815-2012 adalah sebagai  berikut:
Dapat dilihat, kasus banjir paling banyak terjadi di pulau jawa. Dengan Jawa Tengah sebagai daerah dengan jumlah kasus paling banyak. Sementara jumlah kasus banjir dalam decade 2002-2012 adalah sebagai berikut:
Data tersebut  menunjukkan lebih dari 80% kasus banjir di Indonesia dari tahun 1815-2012 terjadi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sementara data jumlah korban tewas maupun luka-luka dalam decade 2002-2012 adalah sebagai berikut:
 Dari grafik diatas, jumlah terparah dialami oleh provinsi Sulawesi Selatan.
2.5 Dampak Banjir
2.5.1 Dampak Banjir untuk Lingkungan
Dampak banjir yang di alami oleh setiap orang sangat-sangat merugikan apa lagi jika banjir itu berlangsung sangat lama. Segala aktivitas masyarakat dapat terganggu,lingkungan di sekitar masyarakat menjadi tidak nyaman dan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
Beberapa contoh dari dampak banjir yang merugikan masyarakat
Banjir berdampak pada kesehatan manusia, semua warga yang terkena banjir kesehatannya dapat terganggu karena dapat menderita berbagai penyakit yang di sebabkan oleh banjir salah satunya penyakit gatal-gatal pada kulit karena di limgkungan sekitar yang terkena banjir akan tergenang banyak sampah-sampah dan lalat-lalat yang terbawa air dan membusuk. Banjir juga berdampak pada aktifitas manusia, bila banjir datang tempat tinggal mereka akan tergenang air, dan secara tidak langsung mereka akan susah untuk melakukan aktifitas keluar rumah dan semua pekerjaan mereka akan susah melakukan aktifitas keluar rumah dan semua pekerjaan mereka menjadi terganggu dan dapat menyebabkan kerugian.
2.5.2 Dampak Banjir Secara Ekonomis
Banjir yang melanda kota-kota besar di Indonesia, tentu saja memiliki dampak secara individu dan masyarakat, serta memiliki konsekuensi social,ekonomi dan sebagainya. Konsekuensi dari banjir ini sangat bervariasi tergantung pada lokasi dan luasnya area banjir. Dampak langsung akibat banjir secara ekonomis meliputi  kerusakan property,rusaknya jaringan komunikasi seperti pembangkit listrik, jalan dan jembatan, gangguan terhadap sektor industri yang mengakibatkan hilangnya mata pencarian.
Kerusakan insfrastruktur juga menyebabkan dampak jangka panjang seperti gangguan pasokan air bersih, pasokan listrik, transportasi, komunikasi pendidikan dan perawatan kesehatan. Banjir juga mengakibatkan harga pangan meningkat karena kurangnya pasokan akibat gagal panen. Penurunan produktivitas lahan pada sentra-sentra pangan seperti di Daerah aliran sungai Brantas, Citarum, dan penurunan kelangsungan swasembada pangan di Indonesia.
2.6 Upaya yang dilakukan untuk Menangani Banjir
             2.6.1 Sistem Drainase Berwawasan Lingkungan
Fungsi sistem drainase berwawasan lingkungan yaitu untuk pengendalian air, baik mengatasi banjir dan kekeringan dengan melalui sumur resapan. Sumur resapan merupakan upaya memperbesar resapan air hujan ke dalam tanah dan memperkecil aliran permukaan sebagai penyebab banjir.
Upaya ini akan berfungsi bila semua warga masyarakat sadar dan mau menerapkannya. Peran sumur resapan akan tidak berarti bila hanya beberapa penduduk saja yang menerapkannya. Dapat dibayangkan bila setiap penduduk suatu kawasan yang memiliki sejuta bangunan mampu menerapkan sumur resapan. Masing-masing mampu meresapkan air satu kubik. Dengan demikian sejuta kubik air akan masuk ke dalam tanah. Kawasan tersebut dapat terhindar dari bahaya banjir dan mampu mengurangi masalah kekeringan pada musim kemarau. Beberapa mafaat sumur resapan, antara lain:
2.6.1.1 Pengendali banjir, banyak aliran permukaan yang dapat dikurangi melaluin sumur resapan. Misalnya, sebuah kawasan yang jumlah rumahnya  1.000 buah, jika masing-masing rumah membuat sumur resapan dengan volume 2m³ berarti dapat mengurangi aliran permukaan sebesar 2.000m³ air.
2.6.1.2  Konservasi air tanah, peresapan air melalui sumur resapan sangat penting karena adanya perubahan tata guna tanah di permukaan bumi sebagai konsekuensi dari perkembangan penduduk dan perekonomian masyarakat. Perubahan tata guna tanah tersebut akan menurunkan kemampuan tanah yang tertutup oleh tembok, beton, aspal, dan bangunan lainnya yang tentunya berdampak pada meningkatnya laju aliran permukaan. Penutupan permukaan tanah oleh pemukiman dan fasilitas umum sangat besar dampaknya, setiap kali hujan turun 30mm akan ada 225.000m³ air hujan yang tidak dapat meresap ke dalam tanah. Jumlah ini akan berkumpul dengan aliran permukaan dari kawasan lain pada lahan yang rendah sehingga dapat mengakibatkan banjir.
2.6.1.3 Menekan laju erosi, dengan adanya penurunan aliran permukaan maka laju erosi pun akan menurun. Apabila aliran permukaan turun, tanah-tanah yang tergerus dan terhanyut akan berkurang, dampaknya aliran permukaan air hujan kecil dan erosi pun akan berkurang.
2.6.2 Upaya Pemanenan Air Hujan
        Pemanenan-air-hujan dalam makna yang luas dapat didefinisikan sebagai kegiatan pengumpulan runoff untuk penggunaan yang produktif. Runoff dapat ditangkap dan dikulpulkan dari cucuran atap atau dari permukaan lahan, atau dari sungai-sungai musiman. Sistem pemanenan air yang memanen runoff dari atap-bangunan atau dari permukaan lahan termasuk dalam kategori “pemanenan air hujan”, sedangkan semua system yang mengumpulkan  runoff dari sungai-sungai musiman dikelompokkan dalam kategori “pemanenan air banjir”. Tujuan utama yang ingin dicapai adalah adanya pengaturan yang baik dalam penanganan banjir melalui penyediaan fasilitas untuk meningkatkan infiltrasi air hujan (infiltration facilities) dan mengatur penampungan air (detention facilities) serta penyalurannya.
            Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penetapan ukuran/dimensi areal tangkapan panen air huaj antara lain: pola hujan lokal (jumlah dan distribusinya), panjang data hujan, koefisien aliran permukaan, kapasitas penyimpanan yang diperlukan, dan pola kebutuhan air apabila akan dipergunakan untuk pemenuhan kebutuhan air. Beberapa bentuk sistem pemanenan hujan yang sudah banyak diaplikasikan antara lain:
2.6.2.1 Penampungan air yang dilakukan disumbernya dengan cara menahan ditempat turunnya hujan. Air dapat ditahan di sekitar atap, tempat parker, dan sebagainya.
2.6.2.2 OSD atau sistem penampungan yang dikenal dengan istilah sumur resapan. OSD menahan aliran permukaan dari beberapa bagian atau seluruh bagian dari pemukiman atau bangunan.  Bentuk sumur resapan dapat berupa saluran air, kolam penampungan air, penampungan air dari beton dan sebagainya.














BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
            Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika air yang berlebihan merendam daratan. Banjir diakibatkan oleh volume air disuatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau yang menjebol bangunan sehingga air keluar dari batasan alaminya. Banjir yang sering terjadi di Indonesia diakibatkan karena tidak seimbangnya lingkungan.
            Lingkungan adalah istilah yang dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di bumi yang berfungsi untuk kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Dalam lingkungan terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsure lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam bentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas.
            Keseimbangan lingkungan terjadi jika dalam kondisi alami lingkungan dengan segala keragaman interaksi yang ada mampu untuk menyeimbangkan keadaannya. Lingkungan dikatakan seimbang apabila antara komponen biotik dan abiotiknya berada dalam kondisi yang proporsional dan stabil. Lingkungan yang seimbang dapat terganggu akiabta aktivitas manusia . Misalnya pembakaran dan penebangan hutan, kegiatan pembangunan, pengeboran dan penambangan, pembuangan limbah dan sampah. Hal inilah yang memicu terjadinya peningkatan jumlah bencana banjir setiap tahunnya.
            Tercatat oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sejak tahun 1815-2002 telah terjadi lebih dari 4000 kasus banjir di Indonesia, belum termasuk kasus yang tidak tercatat oleh BNPB di masa lalu disebabkan kurangnya jaringan informasi di masa lalu. Pada kuartal pertama tahun 2012 telah terjadi sektar 91 kasus banjir di Indonesia yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Sementara jika dihitung dari pertengahan tahun 2011, telah terjadi sekitar 129 kasus banjir di Indonesia.
            Banjir juga menimbulkan berbagai macam dampak bagi kehidupan. Dampak dari banjir antara lain lingkungan yang tergenang banjir akan menjadi rusak. Banjir juga mengakibatkan kerugian secara ekonamis maupun psikologis.
            Banjir dapat diminimalisasi yakni dengan menerapkan sistem drainase yang berwawasan lingkungan. Sistem ini berfungsi untuk pengendalian air guna mengatasi banjir dan kekeringan melalui sumur resapan. Sumur resapan merupakan upaya memperbesar resapan air hujan kedalam tanah dan memperkecil aliran permukaan sebagai penyebab banjir. Banjir juga dapat diminimalisasi dengan upaya pemenenan air hujan yang berfungsi untuk pengaturan dalam penanganan banjir melalui penyedia fasilitas untuk meningkatkan infiltrasi air hujan dan mengatur penampungan air pada saat musim penghujan tiba.
3.2 Saran
            Berdasarkan pembahasan tersebut, saran penulis terhadap meningkatnya jumlah banjir akibat aktivitas manusia adalah sebagai berikut:
            3.2.1 Kepada Masyarakat
Diharapkan masyarakat dapat ikut serta dalam menjaga lingkungan sekitar seperti tidak membuang sampah ke sungai atau selokan, menjaga kebersihan lingkungan dan tidak menutupi halaman depan rumah dengan semen agar ada tempat untuk meresapnya air.
3.2.2 Kepada Pemerintah
            Diharapkan kepada pemerintah agar dapat membantu pengadaan daerah drainase dan aliran air dengan mempertahankan dan merawat situ dan daerah sungai yang sudah ada. Pemerintah dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan banjir dengan memberikan penyuluhan dan sosialisasi peraturan mengenai solusi penanganan banjir dengan baik. Pemerintah dapat mendukung dengan mengadakan penghijauan disetiap lahan hijau terbuka milik pemerintah maupun bukan. Pemerintah juga dapat mendukung solusi penenganan banjir dengan menembah sarana dan prasarana pembuangan sampah serta memperbanyak tempat sampah di tempat umum.


























DAFTAR PUSTAKA
Ahira, Anne._______. Cara Mencegah Banjir yang Efektif. ________: http://www.anneahira.com
http://solusibanjirindonesia.wordpress.com/2012/05/01/data-data-dan-fakta-fakta-permasalahan-banjir-di-indonesia/
http//:www.bnpb.go.id
id.m.wikipedia.org/wiki/banjir
kamusbahasaIndonesia.org/banjir/mirip
kti.html
oswinjaya.blogspot.com
Sharpe, William E. and Swistock, Bryan., 2008, Household Water Conservation, College of Agricultural Sciences, Agricultural Research and Cooperative Extension College of Agricultural Sciences, The Pennsylvania State University.
http://solusibanjirindonesia.wordpress.com/2012/04/29/saran-kami/















Minggu, 13 Mei 2012

Rintih hati seorang gadis


saat daun kering berjatuhan
angin kemarau membelai diri
ku terdiam terpaku
saat kau memilih tinggalkan ku
tapi tak mengapa
ku tak membendung tangis
kepergianmu
anugrah bagiku
semoga kau temukan kebahagiaan disana
bersamanya lalui dunia
kini ku bahagia bersama sepi
tiada yang lebih baik darimu
selain seseorang yang mau mengerti diriku
kini ku larut dalam pencarian terakhir
kuyakin Tuhan bersamaku

estiarsiyantiars

saya memuat cerita tentang kehidupan saya